Sabtu, 27 September 2014

Yuk, Serbu Monas Hari Ini

AKHIR pekan ini memang masih tanggal tua. Namun, bagi sebagian warga Jakarta yang gaji bulanannya sudah masuk dan membuat kantong berisi kembali, bolehlah mampir ke Taman Monumen Nasional di Jakarta Pusat. Di taman ini produk unggulan dari seluruh penjuru negeri menggoda untuk segera dibeli.

Kegiatan yang berlangsung di Monas ini bertajuk ”Pameran Pangan Nusa (PPN) dan Pameran Produk Dalam Negeri (PPDN) Nasional Tahun 2014”. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia menjadi motor penyelenggara pameran ini. Khusus untuk PPN, tahun ini merupakan pameran yang kesembilan kalinya.

Pameran berlangsung sejak Jumat (26/9/2014) hingga Senin (29/9/2014). Ada dua lokasi utama masing-masing untuk PPN dan PPDN. Selain itu, ada panggung yang akan menampilkan grup band ternama setiap malam. Semalam, band D’Massive yang menghibur pengunjung hingga pameran ditutup tepat pukul 21.00. Menyusul nanti malam dan Minggu (28/9/2014) pagi, ada Nugie and Band dan Kotak.

Pada Jumat, Sabtu dan Senin, pameran dibuka pukul 10.00. Pada hari Minggu, pameran sudah siap menerima pengunjung sejak pukul 07.00. Di tenda besar PPN, pada Minggu sore pukul 16.00, akan hadir pula chef Bara Pattiradjawane. Chef Bara didaulat unjuk kehebatannya meracik berbagai menu masakan di acara Demo Masak.

Di luar acara hiburan yang bertaburan bintang, daya tarik pameran pangan dan produk dalam negeri ini justru ada di setiap produk yang rata-rata dihasilkan oleh usaha kecil menengah dari sejumlah daerah di 34 provinsi di Indonesia.

Memasuki tenda besar PPN, berbagai jenis buah lokal Indonesia menyambut. Mangga gedong gincu asal Cirebon, Jawa Barat, yang kuning semburat merah dan hijau menebarkan wangi khasnya. ”Yang di depan itu memang tidak boleh dijual. Silakan pilih yang di sini saja,” kata Sentot dari Asosiasi Pasar Tani Kementerian Pertanian.

Sentot dan beberapa rekannya sibuk melayani pembeli yang berminat dengan berbagai buah-buahan lokal. Harga yang dibanderol pun cukup terjangkau, terlebih jika dibandingkan dengan harga buah di pusat perbelanjaan modern. Jambu bangkok besar sebanyak 3-4 biji dipatok Rp 25.000 saja. Satu sisir pisang raja yang siap disantap atau diolah cukup Rp 30.000. Masih ada lagi avokad, mangga indramayu, dan berbagai jenis buah segar nan lezat lainnya.

Tepat di depan kios buah, ada jajaran bintang pada PPN. Produknya beragam dan siap diboyong peminat. ”Ini teh celup Tahongai Premium yang bisa menggempur hepatitis, kolesterol, asam urat, dan diabetes. Satu kotak ini bisa untuk pemakaian 40 hari. Harganya Rp 200.000,” kata Hery Romadan, pemilik Teh Tahongai.

Hery menjadi salah satu pemenang dalam UKM Award 2014 yang diumumkan oleh Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi saat membuka pameran, Jumat sore.

Pemenang UKM Award 2014 lainnya ada produk Sotoji, soto santan instan yang terbuat dari bahan alami dan sehat. Ada juga produk dengan merek Bu Noni yang melakukan terobosan dengan membuat produk kemasan bumbu karedok khas Betawi.

Di luar kios khusus bagi para pemenang UKM Award 2014 itu, masih ada lebih dari 100 kios yang menawarkan produk makanan unggulan.

Dari Lampung, Dr Coffee mampu mencuri perhatian karena kemasannya yang apik lengkap dengan logo Menara Eiffel, Paris, Perancis.

”Kemasannya sengaja ada ikon Eiffel agar lebih mendunia. Kami jual produk Dr Coffee ini memang ke luar negeri, termasuk Perancis dan Jerman,” kata pengelola Dr Coffee, M Alghazali Qurtubi.

Kopi luwak asli turut menjadi salah satu unggulan Dr Coffee. Selain itu ada kopi lanang dan kopi petik merah. Kopi petik merah adalah kopi yang hanya berasal dari biji kopi berwarna merah saja atau yang sudah matang benar.

Dari Surabaya, ada produk untuk spa yang bakal menggelitik para perempuan. Frana Spa menawarkan serangkaian produk, seperti body butter, body cream scrub, hingga berbagai jenis minyak aromatherapy. Harga jualnya mulai Rp 25.000 per satuan produk.

Mau rendang suwir, mi lidi Osyin yang banyak dicari kaum muda, olahan hasil laut dari Sulawesi atau Kalimantan? Semuanya ada.

Bagi yang lapar dan haus, di bagian belakang tenda PPN ada area bersantap. Pecel madiun, soto betawi, nasi goreng nanas, pempek, yogurt enak dengan sari buah asli, nasi kebuli sampai gudeg jogja dan tahu bakso tinggal dipilih saja.

Bagi yang haus berburu busana, sepatu, tas, di luar garis arus utama, juga dapat memenuhinya di Pameran Pangan Nusa dan Produk Dalam Negeri yang digelar di pelataran Monas ini. Sepatu lars dengan motif bunga atau brokat, bahkan yang dibuat dari kulit sapi hingga domba, ada di pameran ini.

Namun, sulit bagi sang perajin untuk mengungkapkan aliran fashion yang dianut untuk mengidentifikasi sepatu ataupun tas, yang mereka ciptakan. Di gerai Nakerschu, salah satunya, dapat ditemukan sepatu berhak tinggi dari kayu yang dipadu dengan bahan batik, tenun, brokat, plastik, dan juga bahan kain bermotif. batik betawi murah

Dengan model sol tebal dan hak tinggi, sang perajin Prita Pamekar (36), menyebutnya sebagai pump shoe. ”Biasanya sih sepatu itu disebut pump shoe. Saya sendiri hanya berkreasi,” kata Prita, perajin sepatu dari Bandung, Jawa Barat, ini.