Senin, 18 Mei 2015

Yang Unik di Pameran Adiwastra Nusantara, Dasi Kayu Hingga Tas Jenaka



Bagi Anda yang sedang berada di kawasan ‎Gatot Subroto, Jakarta Pusat, tidak ada salahnya menyempatkan mampir ke Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat. Sejak Rabu (11/3/2015) hingga Minggu (15/3/2015), tengah diadakan pameran kain tahunan Adiwastra Nusantara. Dalam acara yang sudah diadakan 10 kali tersebut, Anda bisa menemukan wastra atau kain tradisional dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jakarta, Solo, Cirebon, Bali, Nusa Tenggara, Lampung, Pontianak, Banjarmasin, dan sebagainya. 

Selain bisa berburu wastra dengan ‎harga dan motif yang variatif, di sini Anda juga dapat menemukan produk kerajinan tangan khas Tanah Air. Untuk melengkapi tampilan Anda, tersedia sejumlah tenant yang menawarkan perhiasan bernuansa etnik. Ada pula sejumlah tas yang dihadirkan dengan material batik atau tenun. 

Di Adiswastra Nusantara 2015, Anda juga dapat mencari barang-barang tradisional yang unik. Misalnya saja, sebuah dasi batik dari Datie Handicraft. Yang membuat item itu tidak biasa adalah materialnya yang terbuat dari kayu. Jangan berpikir benda tersebut akan kaku, dasi itu dibuat patah-patah sehingga lentur seperti kain. Menurut Adi, staf yang menjagabooth, dasi yang sekilas terlihat seperti pajangan itu cukup banyak peminatnya. Jual Kain Batik Betawi

"Ini dasi betulan. Kalau mau dijadikan pajangan ya terserah juga sih. Lumayan banyak yang pakai," ungkap Adi ketika ditemui Wolipop, Rabu (11/3/2015) di pameran Adiwastra Nusantara, JCC, Jakarta Pusat.

Dasi kayu seharga Rp 200 ribu tersebut ditawarkan dengan dua motif batik. Menurut Adi, model tersebut diciptakan sebagai bentuk kreativitas agar dasi berkesan unik. Selain itu, peserta pameran yang memiliki toko di Tanah Kusir ini juga menjual beragam kerajinan menarik lain, misalnya saja tas serta clutch anyam berbahan rotan berhias rumah kerang hingga plat berbentuk ayam seharga Rp 250 ribu sampai Rp 650 ribuan. Lalu ada wayang berwujud karakter Betawi yang dijual Rp 350 ribuan. 

Saat ini, batik memang tak hanya dihadirkan dalam kain saja. Teknik lukis khas Jawa itu juga diaplikasikan ke dalam berbagai ‎produk. Selain dasi kayu, di pameran ini juga tersedia sebuah pouch handphone unik dari batik tulis. Yang membuatnya spesial, dompet-dompet kecil asal Galeri Batik Tissa tersebut memuat tulisan-tulisan jenaka serta kritis.

Misalnya saja salah satu pouch atau tas kecil bergambar burung yang menceritakan tentanghandphone yang jatuh ke WC. Kemudian di belakang pouch terdapat tulisan berbunyi 'Awas Hape Jatuh'. Atau bungkus handphone yang menggambarkan pemandangan laut dan bertuliskan 'Keep The Ocean Clean'. Lalu ada juga pouch lain yang bertuliskan 'Waspada Hindari Musibah Hape-hapean'. Umumnya dibanderol seharga Rp 110 ribuan. 

Sayangnya, staf yang menjaga ‎kurang mengetahui maksud di balik tulisan jenaka dompet-dompet tersebut. Menurutnya, produk-produk batik tulis di galeri ini memang dihadirkan unik karena didesain sendiri. Selain pouch, motif kain batik yang disediakan juga cukup menarik, seperti bergambar wanita Jawa serta wanita Jepang. Kain-kain Galeri Batik Tissa dijual dengan harga Rp 150 ribu hingga 15 juta.

Sabtu, 21 Maret 2015

Anggun: Tunjukkan Indonesia Bukan Hanya dengan Batik



Sebagai seorang penyanyi yang telah berjaya di jagat internasional, Anggun Cipta Sasmi tidak melupakan asal-usulnya yang berasal dari Indonesia. Oleh sebab itu, selama dirinya berkarier di luar negeri, Anggun mengaku tidak pernah menanggalkan identitasnya sebagai orang Indonesia.

Anggun mengaku, sebagai "perantau" yang bekerja dan tinggal di luar negeri, dia sama sekali tidak pernah mengalami tindakan diskriminasi. Sebab, dia tetap menjadi dirinya sendiri dan menunjukkan siapa sebenarnya dirinya kepada publik mancanegara. 

"Aku tidak pernah didiskriminasi. Justru orang-orang lihat aku unik. Aku juga tidak pernah mencoba menjadi orang lain. Makanya, dulu aku mulai dari world music, sebisa mungkin aku tunjukkan siapa aku. Menunjukkan diriku adalah orang Indonesia bukan hanya lewat batik, karena semua orang bisa pakai batik," ujar Anggun di sela-sela jumpa pers Asia's Got Talent di Hotel Mandarin Oriental, Kamis. batik betawi

Lalu, bagaimana sesungguhnya Anggun menunjukkan dirinya sebagai orang Indonesia? Ternyata, dalam menciptakan lagu, Anggun menampilkan lirik yang menonjolkan nuansa Indonesia, khususnya Jawa. "Aku nulis lagu dan lirik yang Jawa banget. Nuansanya kan jadi unik," imbuh Anggun.

Anggun, yang kini menjadi juri di ajang pencarian bakat Asia's Got Talent mengungkapkan, ketika kali pertama menginjakkan kaki di luar negeri untuk meniti karier, dia harus meninggalkan karier dan popularitas yang telah berada di titik puncak di Tanah AIr.  sudah Namun, tetap saja, sesampainya di Paris, Anggun harus memulai segalanya lagi dari nol. 

"Dulu waktu meninggalkan Indonesia aku sudah bikin enam album, sering tur, tapi di sana aku enggak ada apa-apanya. Di sana mulai lagi dari bawah. Cambukan aku disitu. Aku sadar menyanyi saja tidak cukup, tapi harus punya dunianya. Penyanyi memang banyak, makanya aku menulis lagu. Aku bilang, kalau mau tahu aku, dengar laguku dan baca lirikku," terang Anggun.